Berdegub malam yang cecerkan maksud
pada renungan hati yang membuka cerah
pada rangkuman resah yang bertanya
pada dentum rasa yang terus mencabik getar
akan laku yang tak bergambar langit
Yang tak bergambar biru,hingga hentakmeraba
pada lantunan kidung yang tebarkan serbuk
gurat rasa yang menguras derai resah
pada dalamnya rongga dada yang terhanyut
Hingga wajah mendonggak ke langit biru
pada hamparan aura yang menerobos
pada bisikan yang terus bertanya
pada telaga yang membubung malam
Getar penuh goda, deras tanya tertuang
dalam gerak yang melaju cepat melesat
mengurai maksud hingga rasa gamang
tak terbingkai pada nafsu yang padat
Terus mengoda dalam lamunan malam
hingga kunang yang melintas hilang tertiup biru
yang masih terjaga pada aura rasa yang melekat
dalam jiwa yang terbasuh embun fajar
Tetes yang datang menyejukan telaga yang bergoyang
hingga airnya kembali tenang pudar akan keruh
mambalur luruh pada raga yang tak lagi bergetar
hingga tak larut dalam ombak yang membawa kapal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar