Tetes demi tetes
sucimu tak bercela
meski bening
membawa sejuta kesejukanMU
ada kesabaran
kau menyirami bumiMU
dan jua mengkilapkan
semua perdu dan ilalangMU
menitis dari langitMU
sebagai penawar gundah
menyinari jiwa suram
usai teredam malam kelamMU
tak heran
bila dinanti setiap mata
hanya pandangan beruntung
bisa menyambangi anggunmu
di mana hibaMU
menatap secawan putih
tengah beku di pelataran
harapkanMU genangi lengkunganya olehmu
ajarkan ia
selayaknya lebih suci warnamu
membekulah bersamaku
agar tak pernah direnggut mentariMU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar