BEGITU lama aku terpekur
akan simfoni nan melirih pesona jiwa
di sela pawana akrab bersemilir seru
mengusap tulus tangkai biru sukma
lewat gugusan lelayang bertebaran semu
mengabur percikan damai nuansa mata
menjemput gamitan impi
TEGAKAH aku melewa galuran takdir
mengiring girang sang ilalang menggorak lambai
jitu menyerak hening kilauan jingga mega
agar menyelak tabir awan nan bergompol karib
biar dapat kusapa riasan suram wajah langit
tatkala menantang dirimu menghadir
bersama semekar kuntuman girang
menebar aura seloka rasa
KAU sentuh kedua teguh pundakku
jemarimu gerah kukuh berelus tulus di sana
tirai mata bundarmu menancap pandang
memaksa raut hiba ku bertengadah datar
menerjang sinar redup gemurat inderamu
persis membuai alpa mengemerisik pasrah
pada gamitanmu nan tak dikhayal
menyeluk tangkai hati
MUNGKINKAH jasadku mampu terbaca
lewat awangan nan mengapung asmara raga
sembari hujung jemarimu menyepuh di muka dagu
mengangkat sendu pada pamitan paras redhaku
sebelum kau buakkan tabir rasa di relung benak kita
membisik tutur bicara lunak resah suara
tatkala ulas bibirmu mengetus cinta..
RIESNA ZASLY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar